Museum Benteng Heritage adalah museum peranakan Tionghoa pertama dan satu-satunya di Indonesia. Museum ini merupakan hasil restorasi sebuah bangunan berarsitektur tradisional Tionghoa. Museum Benteng Heritage merupakan salah satu bangunan tertua di Kota Tangerang yang menjadi cikal bakal pusat Kota Tangerang yang dulunya disebut Kota Benteng. Selain itu, museum tersebut menjadi bukti perkembangan peradaban Tionghoa di Tangerang.
Bangunan tua ini dulunya ditempati oleh masyarakat sekitar. Kondisi bangunan sebelum dijadikan museum sangat memprihatinkan dan sangat tidak terawat. Di museum ini terdapat galeri yang berisi berbagai macam kamera tua yang masih bisa menghasilkan gambar berkualitas tinggi dan berbagai koleksi alat pemutar lagu mulai dari yang paling kuno, seperti fonograf Edison yang dibuat tahun 1890-an sampai zaman Retro
Fonograf adalah mesin pertama yang dapat memainkan dan menyimpan suara. Pada model tertua dipasangkan pita suara di lapisan film metal yang tipis. Versi berikutnya menggunakan pita suara dari bahan lilin dan seluloid. Gelombang suara dipancarkan melalui membran ke baut logam (jarum) yang bergetar cepat. Baut tersebut menggoresi pita di silinder yang berputar.
Dengan terbentuknya suara, baut rekam (logam) makin lama makin tumpul.
Asas dasar pembentukan suara sama dengan rekaman gramofon yang ada kemudian. Baut (jarum) logam yang terikat erat dengan membran mengikutinya sementara gelombang suara membentuk goresan pada silinder yang di situ membran bergetar cepat dengannya. Kemudian suara dapat diperkeras dengan bantuan corong.
Alat rekam otomatis dapat dimainkan dengan tangan, orang perorang, maupun listrik.
Fonograf ditemukan oleh Thomas Alva Edison pada tahun 1877 dan dijual secara komersial antara tahun 1890-1925.
Fonograf terbuat dari peralatan yang merekam dengan ayunan sudah dibuat oleh Léon Scott dari Perancis pada tahun 1857.






 
 


 
 
 
 
0 comments:
Posting Komentar